Terseok - seok

Bismillah,
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT., karena atas berkah, rahmat, bimbingan, izin, dan ridha-Nya, saya dapat sampai pada titik ini. Titik dimana saya dapat menghasilkan sebuah buku bernama skripsi, buku yang dengannya, gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, saya raih.


Terseok - seok
Bagaikan ada gembok besar yang menghalangi jari mengetik
Bagaikan ada beban berat di mata, ketika membuka folder bernama skripsi

Sekalinya buka, yang ditulis bukan analisa, tapi melengkapi kata pengantar
hei, kata pengantar itu ada, kalau skripsinya udah kelar!

Bahkan sering beralih ke folder lain, bernama film
Atau folder lain bernama games
Tidak niat untuk nonton film, tidak niat juga bermain game
Hanya ingin mata ini beralih, hanya ingin menenangkan hati

Padahal tidak berguna sama sekali
Yang ada membuat hati merintih

Apalagi kalau ketemu orang, yang ditanya
"Gimana? Skripsi udah kelar?"
Jawabannya sama, "hehe, belom"

Bertemu orang tua, pasti yang ditanya itu
Ketemu teman di kantin, yang ditanya itu
Ketemu teman di musholla, yang ditanya itu
Ketemu adik2 di sekolah, yang ditanya itu
Bahkan Ibu yang berjualan pun bertanya hal yang sama

Luar biasa ia
Padahal yang tau ia hanya saya, haha -,-a

Hingga akhirnya, sebuah titik nyata
Sebuah film yang baru di download
Bernama "Negeri 5 Menara"



Bagi saya, film ini menarik
Yah, lihat cerita yang disuguhkan,
Jangan lihat cerita yang tidak disuguhkan

Jangan bertanya kenapa tiba2 Alief sampai ke Amerika
Tapi, bagaimana sih awalnya?
"Alief jabat, nak. Jalani. Biar nanti Alief bisa lihat, apa yang elok untuk Alief."
Dari sini saya merasa ditegur
Yaa

Ayoo!
Jalani lah, jalani jemarimu
Jangan takut analisanya salah
Tulis saja dulu, apa yang mampu kau tulis didalamnya
Hingga dengannya kau tau apa yang baik untuk ditulis, 
Analisa mana yang benar, logika mana yang sampai
Adakah hasil tersebut telah dialami sebelumnya?
Jika belum, wah, sempurna!
Skripsi mu kaya akan analisa
Ayah Alief menjual Kerbau satu -satunya untuk biaya sekolah anaknya di Pesantren Madani. Tidak lupa Ia antarkan anaknya sampai ke tujuan
Kali ini merasa ditampar

Masih ingat pertama kali masuk UI?
Sama dengan Alief
Ayah saya menunggu anaknya mengantri
Hingga 3 jam lamanya

Memang tidak sesulit Alief yang berangkat dari Padang ke Surabaya
Tapi coba lihat, apa yang telah diperjuangkan Ayah kita?

Karena itu lah, 
Hei diri!
Sebenarnya menulis skripsi bukan hambatan!
Tapi ladang!
Ladang yang dengannya, menjadi bukti cintamu
Bukti baktimu, bukti tanggung jawabmu

Yang dengannya, orang tua mu dengan bangga 
Menyebut -nyebutmu dengan title "Sarjana"
Bukan yang paling tajam, tapi yang paling bersungguh - sungguh
Man Jadda Wa Jada
 
Barang siapa mengetahui bahwa dunia ini adalah negeri tempat berlomba untuk meraih dan mengumpulkan amal shalih, dan ia pun mengetahui bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam ilmu dan amal maka makin tinggi pula kedudukannya di surga kelak, maka ia tidak akan menyia-nyiakan waktu sedikitpun dan akan berusaha memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, dan ia tidak akan melewatkan kesempatan sekecil apapun untuk berbuat baik.

(Ibnu 'Aqil)

Fuuuh
Let's do our final report!
Bismillahi Allahuakbar! :)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

gambar yg kedua kok agk ga enak ya bi haha

Ayu Nuradi mengatakan...

ebyyyy.....
I felt the same, memang gak boleh menyerah dari rahmat Allah, In Shaa Allah akan ada jalan keluarnya. Yang penting berusaha dan berusaha, mencoba dan mencoba, dg begitu membuktikan kita gak berusaha berputus asa dari rahmat Allah yang In Shaa Allah akan datang karena usaha kita :')

Febry Dahyani mengatakan...

iya gar, begitulah, haha

iya pe, Man Jadda Wajada! :)

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...